Uncategorized

Boeing Dan Badan Penerbangan Federal As Dikritik Terkait Sertifikasi 737 Max, Pesawat Yang Jatuh Di Indonesia Dan Ethiopia

Pasar Berita – Panel internasional menemukan bahwa Federal Aviation Administration (FAA) tidak mempertimbangkan sistem pengaman otomatis baru pada pesawat Boeing 737 Max dengan cukup menyakinkan. FAA berterima kasih kepada panel mengenai laporan “yang sangat terbuka” itu.

Adapun Boeing berjanji untuk bekerja sama dengan FAA atas rekomendasi yang ada. FAA yang bertanggung jawab untuk mengawasi keselamatan pesawat di Amerika Serikat dengan melakukan pengecekan di bulan April setelah dua kecelakaan pesawat Boeing 737 Max di Indonesia dan Ethiopia yang menghilangkan nyawa 346 orang.

Badan tersebut banyak menerima kritik atas persetujuannya terhadap Boeing 737 Max, yang telah dilarang beroperasi dari Maret lalu dikarenakan kecelakaan yang telah terjadi.

Boeing Dan Badan Penerbangan Federal As Dikritik Terkait Sertifikasi 737 Max 1
Boeing Dan Badan Penerbangan Federal As Dikritik Terkait Sertifikasi 737 Max 1

Dalam dua kecelakaan tersebut, para penyelidik berpusat pada peran sistem perangkat lunak yang disebut dengan MCAS (Manoeuvering Characteristics Augmentation System) dalam kecelakaan tersebut, yang sebelumnya dibuat untuk memudahkan pesawat berada di atas langit. Penyelidikan pada sejauh ini memperlihatkan bahwa perangkat lunak itu mengalami kegagalan sensor yang menyebabkan pilot tidak bisa mengendalikan pesawat.

Analisa

Setelah adanya dua kecelakaan Boeing 737 Max, FAA memperoleh komentar pedas. Selama bertahun-tahun, badan itu sudah melimpahkan banyak tugas untuk memastikan keamanan kepada pihak Boeing. Dengan alasannya, mereka tidak mempunyai keahlian maupun sumber daya manusia untuk melakukannya sendiri dan wajib perlu diketahui bahwa itu peraturan yang didukung oleh para politisi di AS.

Namun pada akhir-akhir ini, mereka juga dituduh terlalu dekat dengan produsen raksasa pesawat itu dan dinilai telah gagal untuk melakukan proses regulasi yang tepat. Laporan panel internasional ini berisikan sebagian dari klaim tersebut.

Boeing Dan Badan Penerbangan Federal As Dikritik Terkait Sertifikasi 737 Max 2
Boeing Dan Badan Penerbangan Federal As Dikritik Terkait Sertifikasi 737 Max 2

Laporan ini menyimpulkan bahwa FAA sepenuhnya menyadari apa itu MCAS dan karenanya tidak dapat melakukan pengawasan yang layak dan bahwa “tekanan yang tidak semestinya” yang dikenakan pada staf Boeing untuk melakukan tugas-tugas atas nama regulator. Pengelola FAA, Steve Dickson menyatakan bahwa ia akan meninjau rekomendasi yang terkandung dalam laporan “yang sangat terbuka” itu.

Akan tetapi kendala belum selesa, jika proses sertifikasi didasarkan pada evaluasi penilaian Boeing atas pekerjaan mereka sendiri, bagaimana bisa FAA yakin bahwa pihak pabrikan pesawat itu sudha melaksanakan tugas pengawasan itu dengan baik?

‘Tekanan Yang Tak Semestinya’

Di dalam laporan yang dkeluarkan pada hari Jumat (11/10), panel menemukan bahwa “terbatasnya keterlibatan” dan “pengetahuan tak memadai” FAA atas sistem keamanan otomatis MCAS yang menyebabkan kegagalan FAA untuk memberikan penilaian independen. Mereka juga menemukan bahwa karyawan Boeing yang melaksanakan proses sertifikasi itu berada dalam kondisi di bawah tekanan yang tidak sesuai yang semakin mengurangi tingkat keterjaminan sistem pendelegasian tugas ini.

Walaupun proses persetujuan FAA juga melihat pergantian individu, badan itu tidak mempertimbangkan dengan seksama bagaimana pergantian tersebut dapat memengaruhi sistem yang ada ataupun pilot dan kru. Panel internasional yang membuat laporan tersebut terdiri dari perwakilan FAA, pejabat NASA serta sembilan negara lainnya, termasuk Kanada, China dan Indonesia.

Boeing Dan Badan Penerbangan Federal As Dikritik Terkait Sertifikasi 737 Max 3
Boeing Dan Badan Penerbangan Federal As Dikritik Terkait Sertifikasi 737 Max 3
‘Meningkatkan Keamanan Penerbangan’

FAA berjanji akan mengecek rekomendasi yang telah dirangkum oleh panel. “Kami menyambut pemeriksaan ini dan yakin bahwa keterbukaan kami terhadap usaha ini akan semakin meningkatkan keamanan penerbangan di seluruh dunia,” ungkap ketua FAA Steve Dickson. “Kecelakaan yang terjadi di Indonesia dan Ethiopia merupakan pengingat yang menyedihkan bahwa FAA dan mitra regulator internasional kami harus berupaya keras untuk terus-menerus meningkatkan keselamatan penerbangan.”

Boeing yang menyalahkan kedua kecelakaan tersebut di kesalahan data yang masuk ke dalam sistem yang mengatakan keselamatan sebagai “nilai inti”. Mereka berkata bahwa mereka sedang memperbaiki perangkat lunak pesawat untuk meningkatkan perlindungan.

“Boeing membuat komitmen untuk bekerja sama dengan FAA dalam mengecek rekomendasi-rekomendasi tersebut dan membantu terus meningkatkan proses dan pendekatan yang digunakan untuk memvalidasi dan membuat sertifikasi pesawat terbang ke depan.” kata perusahaan itu dalam pernyataan mereka.

Tampilkan Lebih Banyak

Artikel Terkait

Back to top button